RSS

Merry Christmas . Replace this text with your christmas wishes for your visitors .

PROTECTING CULTURAL THREAT FROM INDONESIA INTERNATIONAL POLITICS

Protecting cultural politics threat to Indonesia from internasioanl Geographically, the Republic of Indonesia is a country is island (Maritime) with cultural characteristics different in each region is Indonesia. This difference is not a problem in maintaining the unity, the above sentence is the motto of Homeland Bihneka Tunggal Ika (varies but one). This based general motto that Indonesia consists of thousands of ethnic culture and owned by each region. In this case we need to note that culture is a practice done by the community as a symbol of honor deeply held and protected. So that all types of cultures or customs of united nasioanal culture well into the art form of dance, music, crafts, clothes in this batik is a unity that can not be disturbed by anybody accountable. Therefore the government has formulated a law to protect and empower the Indonesia national culture, this is the right step to maintain the cultural integrity and to foster unity and cohesion to create a harmonious life in society. It was already an obligation of governments to make protection and maintenance of culture through programs that are short and long term to introduce the culture of the country nasioanl in the world that does not happenclaim cultural ownership by one of the other countries. I also hope the political elites and the authorities in Indonesia for not doing the politicization of the national culture and political interests or internasioanal cooperation in conducting the politicization of culture nasioanal to indifidu or group interests either through regulation or policy of the Indonesian government and the deposit outside the country the harmful nature of culture Indonesia. There is the most fundamental question of the Indonesian government relating to culture, namely:

1. Was the extent to which the Indonesian government nasioanal cultural understanding?

2. Step-by-step what has been done by the Indonesian government in performing maintenance and dissemination of national culture?

3. How empowerment model of national culture in an effort to improve the quality of culture?

4. How much work quality of education and culture department of culture Indonesia?

5. The extent to which the seriousness of the government, especially the House of Representatives (DPR) in formulating the law on the protection, empowerment, care, socialization, etc. of the national culture?

6. Why other countries to claim ownership of some of Indonesia culture?

To answer the above questions we have to do an evaluation of the performance of the Indonesian government, News about Indonesia culture through electronic media and mass media have become the main topic of the fate of several cultures that have been in Indonesia and the claims taken or admitted by force by other countries. This event is not the first time but the incident was an event that has often happened in Indonesia. National culture is a surrogate ancestors Indonesia society in their respective regions and have constructed a strong attempt at depriving and in claims by other countries, this action is an insult to the people of the Republic of Indonesia (Republic of Indonesia) which proved to make expropriation " Song Rasa Sayange, Reong Ponorogo, Batik, Angklung, Songket Palembang, Jali-Jali song etc, which notes belong to and the nature is nation's children, or people of Indonesia. WHO SHOULD BE RESPONSIBLE? Culture is one characteristic of wealth and the nation Indonesia (Indonesian Society) to be in the guard and inprove, in explaining the laws of Indonesia culture. Laws made by the House of Representatives (DPR) was not able to perform the protection and preservation of culture in Indonesia so easy to claim another country and forced seizure of Indonesia culture. The totality areas in Indonesia to criticize the role and responsibilities of the government / parliament of empowerment and cultural preservation. Is this influenced by the lack of availability of budget to finance the empowerment and cultural preservation of Indonesia that have an impact on the quality of government work. Moreover, the political situation in this country is very unstable and it affects the concentration of government work in all areas. Both the political elite and the elite is less concentrated in the administration of governmental affairs, especially CULTURE Indonesia, each trying to make their own way for personal gain legitimacy by using the system and laws and regulations, either through the House of Representatives from political parties and their respective authority authorities, so that there is a political conflict with the interests of the people ignore the culture, especially Indonesia. The claim Indonesia or seizure by force of culture is not an event that gives adverse effects for the political elites and government event it was a project to create a plan for a new department specialized in culture. The process for formulating a lot of needs of the department budget and was impressed burst - wasting the state budget, so I think that the steps take by the government is not an appropriate step.

INTERNATIONAL POLITICS

Malaisya a country that once colonized by the British in, it means that relations between the two countries are like father and son with a systematic political control. RENEL quoted Radjawane PTTI, Kompas, Wednesday, September 2, 2009 that the issue of the Nation - Building a sustainable process with the succession issue is still looking to follow the dynamics of the cultural roots of world development since the cold war era until the present globalization. Melayu country facing this conundrum is to maintain economic growth, social and political power in the grasp of Earth's son to preserve what is called the "Democracy is Malaisya" directly inherited the Westminster system the rest of British colonialism. This issue is causing a culture of piracy directly and secretly by claiming bali Pendet origin, occupation of territory - a territory bordering Indonesia who do abuse the existing ethnic majority areas along NUSANTAR.

Notes from the Author

Nationalism is the Republic of Indonesia has stepped - stepped on by the international politics.


S A H R U L

MELINDUNGI KEBUDAYAAN INDONESIA DARI ANCAMAN POLITIK INTERNASIONAL

Melindungi kebudayaan indonesia dari ancaman politik internasioanl

Secara geografis negara kesatuan republik indonesia merupakan negara kepuloan (Maritim) yang memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda di masing-masing daerah yang ada indonesia. Perbedaan ini bukanlah sebuah masalah dalam menjaga persatuan dan kesatuan, kalimat diatas merupakan semboyan NKRI yaitu Bihneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi satu). berdasrkan semboyan ini secara umum bahwa indonesia terdiri dari ribuan kebudayaan dan etnis yang dimiliki oleh setiap daerah. Dalam hal ini perlu kita perhatikan bahwa kebudayaan itu merupakan sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat sebagai simbol kehormatan yang dipegang teguh dan dilindungi. Sehingga semua jenis kebudayaan atau kebiasaan di satukan kedalam kebudayaan nasioanal baik yang berupa seni tari, seni musik, kerajinan tangan, pakaian dalam hal ini batik merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun. Oleh karena itu pemerintah telah merumuskan undang-undang untuk melindungi dan memberdayakan kebudayaan nasional indonesia, hal ini merupakan langkah yang tepat untuk menjaga keutuhan kebudayaan dan memupuk persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis dalam masyarakat. Olehnya itu sudah merupakan kewajiban pemerintah untuk melakukan perlindungan dan perawatan kebudayaan melalui program yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang untuk memperkenalkan kebudayaan nasioanl terhadap negara yang ada di dunia sehingga tidak terjadi kalim kepemilikan budaya oleh salah satu negara lain. Saya juga berharap kepada elit-elit politik dan penguasa di indonesia untuk tidak melakukan politisasi terhadap kebudayaan nasional untuk kepentingan politik dan atau melakukan kerja sama internasioanal dalam melakukan politisasi terhadap kebudayaan nasioanal untuk kepentingan indifidu atau kelompok baik melalui regulasi maupun kebijakan pemerintah indonesia dan titipan negara luar yang sifatnya merugikan kebudayaan indonesia.
Ada pertanyaan yang paling mendasar terhadap pemerintah indonesia yang berhubungan dengan kebudayaan yaitu :
1. Sudah sejauh mana pemerintah indonesia mengetahui kebudayaan nasioanal?
2. Langkah-langkah apa yang telah dilakukan oleh pemerintah indonesia dalam melakukan perawatan dan sosialisasi kebudayaan nasional?
3. Bagaimana model pemberdayaan kebudayaan nasional dalam upaya peningkatan mutu kebudayaan.
4. Seberapa besar kualitas kerja Departemen pendidikan dan kebudayaan terhadap kebudayaan indonesia?
5. Sejauh mana keseriusan pemerintah khususnya Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ) dalam merumuskan undang-undang tentang perlindungan, pemberdayaan, perawatan, sosialisasi dll terhadap kebudayaan nasional???
6. Kenapa negara lain melakukan pengklaiman kepemilikan terhadap beberapa kebudayaan indonesia???

Untuk menjawab pertanyaan di atas kita harus melakukan evaluasi terhadap kinerja pemerintah indonesia,

Berita tentang kebudayaan indonesia melalui media elektronik maupun media masa telah menjadi topik utama mengenai nasib beberapa kebudayaan indonesia yang telah di klaim dan di rampas atau di akui secara paksa oleh negara lain. Kejadiaan ini bukan kejadian pertama kali tapi merupakan kejadian yang sudah sering terjadi di indonesia. Kebudayaan nasional yang merupakan titipan nenek moyang masyarakat indonesia yang ada di masing-masing daerah dan telah terkonstruksi dengan kuat berusaha di rampas dan di klaim oleh negara lain, Tindakan ini merupakan penghinaan terhadap rakyat NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia ) yang terbukti berusaha melakukan perampasan " Lagu Rasa Sayange, Reong Ponorogo, Batik, Angklung, Songket Palembang, Lagu Jali-Jali dll, yang nota benenya milik dan karya anak-anak bangsa atau rakyat indonesia.

SIAPAKAH YANG HARUS BERTANGGUNG JAWAB???

Kebudayaan merupakan salah satu kekayaan dan ciri khas bangsa indonesia ( Masyarakat Indonesia ) yang harus di jaga dan di lestaraikan, dalam undang-undang menjelaskan tentang kebudayaan indonesia. Undang-undang yang di buat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak mampu melakukan perlindungan dan pelestarian kebudayaan indonesia sehingga dengan gampangnya negara lain melakukan pengklaiman dan perampasan secara paksa terhadap kebudayaan indonesia. Disejumlah daerah di indonesia melakukan kritik terhadap peran dan tanggung jawab pemerintah/DPR terhadap pemberdayaan dan pelestarian kebudayaan. Apakah hal ini di pengaruhi oleh kurangnya ketersediaan anggaran untuk melakukan pembiayaan dalam melakukan pemberdayaan dan pelestarian kebudayaan indonesia sehingga berdampak pada kualitas kerja pemerintah. Apalagi kondisi politik di negara ini sangat tidak stabil sehingga mempengaruhi konsentrasi kerja-kerja pemerintahan di semua bidang. Baik elit politik maupun elit pemerintahan kurang berkonsentrasi dalam urusan pemerintahan khususnya KEBUDAYAAN indonesia, masing-masing berusaha melakukan cara sendiri untuk kepentingan pribadi dengan menggunakan legitimasi sistem dan aturan perundang-undangan, baik melalui Dewan Perwakilan Rakyat yang berasal dari partai politik masing-masing maupun otoritas penguasa, Sehingga yang terjadi adalah konflik politik dengan mengabaikan kepentingan rakyat khususnya kebudayaan indonesia.

Klaiman atau perampasan kebudayaan indonesia secara paksa bukan merupakan kejadian yang memberi pengaruh yang merugikan bagi elit-elit politik maupun pemerintahan justru kejadiaan ini merupakan proyek untuk merencanakan membuat satu departemen baru yang khusus menangani kebudayaan. Proses untuk merumuskan departemen tersebut banyak membutuhkan anggaran dan terkesan menghambur - hamburkan anggaran negara, oleh karena itu menurut saya langkah yang di tempuh oleh pemerintah bukan merupakan langkah yang tepat.


POLITIK INTERNASIONAL

Malaisya merupakan negara yang pernah di jajah oleh inggris, itu artinya hubungan kedua negara ini seperti layaknya bapak dan anak dengan kontrol politik yang sistematis. Mengutip pernyataan RENEL PTTI RADJAWANE, Kompas, Rabu 2 September 2009 bahwa masalah Nation - Building menjadi proses yang berkelanjutan bersama dengan isu suksesi yang masih mencari akar kebudayaan mengikuti dinamika perkembangan dunia sejak era perang dingin sampai globalisasi sekarang ini. Negeri melayu ini memang menghadapi persoalan pelik untuk menjaga perkembangan ekonomi, sosial dan politik dalam genggaman kekuasaan Bumi Putra menjaga apa yang disebut dengan " Demokrasi ala Malaisya " warisan langsung sistem Westminster sisa penjajahan inggris. Persoalan ini menyebabkan pembajakan budaya secara langsung maupun sembunyi-sembunyi dengan mengklaim Tari PENDET asal bali, pendudukan wilayah - wilayah teritorial yang berbatasan dengan indonesia yang melakukan pelecehan etnik mayoritas yang ada disepanjang wilayah NUSANTAR.

Catatn dari Penulis

Nasionalisme Negara Kesatuan Republik Indonesia telah terinjak - injak oleh politik internasional.


S A H R U L